Tema PI Ku…..

03.01
Penulisan Ilmiah ( PI ) adalah sebuah penulisan yang harus dibuat oleh setiap mahasiswa yang telah duduk di semester 6. Penulisan Ilmiah haruslah sesuai dengan jurusan yang diambil. Disini saya adalah mahasiswa Sistem Informasi, maka konsep atau tema yang dapat dijadikan Penelitian Ilmiah saya tentu seputar system dan penganalisisan system tersebut. Jujur saat ini saya belum memiliki konsep yang cukup matang untuk dituangkan kedalam sebuah Penulisan Ilmiah. Ada beberapa konsep yang telah saya pikirkan. Membuat CD interaktif untuk labolatorium Fisika Dasar, menganalisis system pengisian KRS di Universitas Gunadarma, dan membuat sebuah aplikasi penjualan berbentuk faktur pada sebuah perusahaan.Itulah konsep yang baru saya pikirkan untuk Penulisan Ilmiah saya.
Diantara beberapa konsep yang saya pikirkan, saya lebih tertarik pada penganalisaan proses pengisian KRS di Universitas Gunadarma. Mahasiswa Gunadarma pasti membayar uang perkuliahan pada bank DKI. Mengapa antara bank DKI dan PSA online tidak memiliki sebuah system yang bisa menghubungkan antar keduanya?. Jika antara bank DKI dan PSA online memiliki system yang terhubung, maka mahasiswa yang telah membayar uang kuliah dapat langsung menginput dan mencetak KRS mereka.Sehingga kemungkinan mahasiswa dicutikan karena telat mengisi KRS tidak akan terjadi .Kadang ada mahasiswa yang tidak tau jadwal pengisian KRS atau mereka terlambat mengisi KRS dan langsung dicutikan.Hal ini saya rasa harus diperbaiki. Dengan sebuah sistem yang saling terhubung dan dengan pengelolaan database yang baik antara bank DKI dan PSA online,maka proses pengisian KRS bagi mahasiswa pun akan terasa lebih efisien ,karena mahasiswa tidak perlu lagi menginput datanya di PSA online. Saat mahasiswa itu melakukan proses pembayaran uang perkuliahan, data – data mahasiwa tersebut secara otomatis akan diinput dalam database untuk pencetakan KRS. Namun saya masih memiliki kendala dalam menganalisis system ini. Jika proses pengisian KRS bisa dilakukan sekaligus ketika seorang mahasiswa itu melakukan proses pembayaran uang kuliah,lantas jika mahasiswa tersebut ingin menginput mata kuliah yang harus ia ulang apakah bisa dilakukan oleh system database antara bank DKI dan PSA online ?. Masih banyak pertanyaan yang belum bisa saya jawab dalam penganalisaan system ini. Perlukah keterhubungan antara bank DKI dengan PSA online pada proses pengisian KRS bagi mahasiswa Universitas Gunadarma???
Tema PI Ku…..

Penulisan Ilmiah ( PI ) adalah sebuah penulisan yang harus dibuat oleh setiap mahasiswa yang telah duduk di semester 6. Penulisan Ilmiah haruslah sesuai dengan jurusan yang diambil. Disini saya adalah mahasiswa Sistem Informasi, maka konsep atau tema yang dapat dijadikan Penelitian Ilmiah saya tentu seputar system dan penganalisisan system tersebut. Jujur saat ini saya belum memiliki konsep yang cukup matang untuk dituangkan kedalam sebuah Penulisan Ilmiah. Ada beberapa konsep yang telah saya pikirkan. Membuat CD interaktif untuk labolatorium Fisika Dasar, menganalisis system pengisian KRS di Universitas Gunadarma, dan membuat sebuah aplikasi penjualan berbentuk faktur pada sebuah perusahaan.Itulah konsep yang baru saya pikirkan untuk Penulisan Ilmiah saya.
Diantara beberapa konsep yang saya pikirkan, saya lebih tertarik pada penganalisaan proses pengisian KRS di Universitas Gunadarma. Mahasiswa Gunadarma pasti membayar uang perkuliahan pada bank DKI. Mengapa antara bank DKI dan PSA online tidak memiliki sebuah system yang bisa menghubungkan antar keduanya?. Jika antara bank DKI dan PSA online memiliki system yang terhubung, maka mahasiswa yang telah membayar uang kuliah dapat langsung menginput dan mencetak KRS mereka.Sehingga kemungkinan mahasiswa dicutikan karena telat mengisi KRS tidak akan terjadi .Kadang ada mahasiswa yang tidak tau jadwal pengisian KRS atau mereka terlambat mengisi KRS dan langsung dicutikan.Hal ini saya rasa harus diperbaiki. Dengan sebuah sistem yang saling terhubung dan dengan pengelolaan database yang baik antara bank DKI dan PSA online,maka proses pengisian KRS bagi mahasiswa pun akan terasa lebih efisien ,karena mahasiswa tidak perlu lagi menginput datanya di PSA online. Saat mahasiswa itu melakukan proses pembayaran uang perkuliahan, data – data mahasiwa tersebut secara otomatis akan diinput dalam database untuk pencetakan KRS. Namun saya masih memiliki kendala dalam menganalisis system ini. Jika proses pengisian KRS bisa dilakukan sekaligus ketika seorang mahasiswa itu melakukan proses pembayaran uang kuliah,lantas jika mahasiswa tersebut ingin menginput mata kuliah yang harus ia ulang apakah bisa dilakukan oleh system database antara bank DKI dan PSA online ?. Masih banyak pertanyaan yang belum bisa saya jawab dalam penganalisaan system ini. Perlukah keterhubungan antara bank DKI dengan PSA online pada proses pengisian KRS bagi mahasiswa Universitas Gunadarma???
Read On 0 komentar

Softskills vs Hardskills dalam Proses Belajar

03.00
Kondisi riil mahasiswa dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih menitikberatkan pada sentuhan aspek kognitif saja dan kurang memperhatikan softskill mahasiswa. Realitas menunjukkan bahwa ketercapaian Indeks Prestasi (IP) baru bisa menggambarkan kualitas seseorang dalam aspek kognitif dan belum bisa menunjukkan kualifikasi seseorang dalam bidang softskill atau disebut juga dengan keterampilan sosial. Berdasarkan hasil survei National Association of Colleges and Employers, USA, 2002 (disurvei dari 457 pimpinan), ternyata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting di dalam dunia kerja, jauh lebih penting adalah softskill yang antara lain adalah Kemampuan Komunikasi, Kejujuran dan Kerja sama, Motivasi, Kemampuan beradaptasi, Kompetensi interpersonal lainnya, dengan orientasi nilai yang menjunjung kinerja yang efektif (fk.umy.ac.id). Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi MBA dunia yang dilakukan terhadap lulusan program MBA menyimpulkan bahwa softskill lebih berperan dalam peningkatan karir. Penelitian ini dilakukan tahun 2008 danmerupakan penilitian lanjutan yang dimulai sejak tahun 2006 (www.trainingjournal.com). Dari hasil survei, yang dilakukan Pusat Kurikulum Depdiknas terungkap bahwa kunci kesuksesan adalah 80% mindset dan 20% technical skills. (www.its.ac.id).
Berbagai penelitian yang sejalan dengan pentingnya pengembangan softskill mendukung hal ini, diantaranya berdasarkan hasil beberapa jajak pendapat (tracer study) yang dilakukan perguruan tinggi di Indonesia, kompetensi sarjana di dunia kerja dibagi dua aspek. Pertama, aspek teknis berhubungan dengan latar belakang keahlian atau keahlian yang diperlukan di dunia kerja. Kedua, aspek non teknis mencakup motivasi, adaptasi, komunikasi, kerjasama tim, pemecahan persoalan, manajemen stress dan kepemimpinan dsb. Masing-masing dunia usaha/industri dapat memberikan sederet kompetensi teknis maupun non teknis yang berbeda. Namun, pada umumnya jenis kompetensi non teknis lebih banyak dibandingkan dengan kompetensi teknis. Dalam dunia industri dan akademik terdapat perbedaan sudut pandang dan pengharapan dari lulusan, oleh karena itu perlu dibangun mind set yang sama dan pengembangan kepribadian atau perilaku. Sebagai contoh, salah satu indikator kebagusan program studi saat ini adalah jika lulusannya memiliki waktu tunggu yang singkat untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Namun, industri mengatakan bukan itu, melainkan seberapa tangguh seorang lulusan untuk memiliki komitmen atas perjanjian yang telah dibuatnya pada pekerjaan pertama.
Pemaparan diatas memperlihatkan bahwa keterkaitan kurikulum dengan pengembangan softskill mahasiswa terutama ketika ia menjadi sarjana. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut Depdiknas mulai memberlakukan kurikulum berbasis kompetensi sejak tahun 2002. Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 dan Nomor 045/U/2002 yang mengamanatkan penyusunan kurikulum pendidikan tinggi yang berbasis kompetensi untuk setiap program studi oleh kalangan perguruan tinggi (PT) yang bersangkutan (bukan oleh pemerintah). Jadi PT diberi otonomi/kewenangan dalam menentukan kurikulum program studi yang diselenggara-kannya. Kurikulum tidak lagi ditetapkan oleh pemerintah.
Sebagai salah satau perguruan tinggi ternama di Indonesia, Universitas Sumatera Utara juga sudah mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ini. Namun sayangnya belum semua fakultas yang mampu menerapkan kurikulum ini. Fakultas Kedokteran menjadi salah satu fakultas yang berusaha menerapkan KBK ini sejak tahun 2006. Penerapan KBK berpengaruh besar terhadap perubahan sistem belajar-mengajar, yang dulunya teacher-centered (berpusat pada dosen), menjadi student-centered (berpusat pada mahasiswa). Perubahan proses ini juga berpengaruh terhadap metode belajar mengajar. Diyakini bahwa metode belajar yang berpusat pada mahasiswa lebih bisa mengembangkan softskill mahasiswa. Oleh karena selain memperoleh hard-skill (komptensi utama sesuai bidang ilmu), mahasiswa juga akan terbiasa mengasah kemampuan lain yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesannya dalam menjalankan profesinya, yakni softskill.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum (menurut SK Mendiknas No. 232/ U/ 2000 Ps. 1 butir 6) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan Tinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan Kompetensi (dalam SK Mendiknas No. 045/ U/ 2002, Ps. 21) adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Jadi Kurikulum berbasis Kompetensi ialah kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang diharapkan. Yang dimaksud dengan method inquary diantaranya adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut kompetensi guna menentukan pilihan jalan kehidupan di masyarakat, meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (learning to learn dan learning throughout life). Dengan kata lain, KBK adalah kurikulum yang menitikberatkan pada pencapaian kompetensi lulusan. Dalam Taxonomi Bloom kompetensi terdiri dari Kognitif meliputi pengetahuan, Afektif meliputi sikap, nilai, minat, dan Psikomotorik yang mencakup ketrampilan.
PEMBERLAKUAN KBK
Alasan diberlakukannya KBK sendiri karena terjadinya perubahan kondisi, termasuk pergeseran paradigma. Pergeseran paradigma tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti focus, ownership, expectations, leadership, students, mistakes, classes, dan emphasis. Perubahan pembelajaran dari teacher centered learning menjadi student centered lerning dikarenakan kondidi global (persaingan, persyaratan kerja, perubahan orientasi) yang nantinya akan membawa perubahan pada komptenesi lulusan serta perubahan paradigma belajar dan mengajar yang nantinya diharapkan dapat terjadi perubahan kurikulum yang akan berdampak pada perubahan perilaku pembelajaran yang akan menhgasilkan peningkatan mutu lulusan dan relevansi.
Selama ini terjadinya kesenjangan kemampuan lulusan adalah perbandingan prosentase hard skill dan soft skill yang terlalu jauh, yaitu 20% dan 80%. Padahal faktor yang memberi kontribusi keberhasilan dalam dunia kerja terdiri dari faktor finansial sebanyak 10%, faktor keahlian pada bidangnya 20%, networking 30% dan 40% sisanya adalah soft skill. Soft skill sendiri terdiri dari 2 macam, yaitu interpersonals skill dan intrapersonals skills. Interpersonals skills meliputi motivation skills, leadership skills, negotiation sklls, presentation skills, communication skills, relationship building, public speking, dan self-marketing skills. Sedangkan intrapersonal skills meliputi time management, stress management, change management, transforming beliefs, transforming character, creative thinking processes, goal setting dan life purpose, dan accelerated learning techniques.
SOFTSKILL
ATRIBUT SOFT SKILLS
Soft skills didefinisikan sebagai ”Personal and interpesonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, initiative, decision making etc.) Soft skills does not include technical skills such as financial, computing and assembly skills “. (Berthal). Softskills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut softskills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23 atribut softskills yang dominan di lapangan kerja. Ke 23 atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas kepentingan di dunia kerja, yaitu:
1. Inisiatif 11. Kemampuan analitis
2. Etika/integritas 12. Dapat mengatasi stres
3. Berfikir kritis 13. Manajemen diri
4. Kemauan belajar 14. Menyelesaikan persoalan
5. Komitmen 15. Dapat meringkas
6. Motivasi 16. Berkoperasi
7. Bersemangat 17. Fleksibel
8. Dapat diandalkan 18. Kerja dalam tim
9. Komunikasi lisan 19. Mandiri
10. Kreatif 20. Mendengarkan
21. Tangguh 23. Manajemen waktu
22. Berargumentasi logis
Di Indonesia belum ada dokumen resmi untuk memberikan informasi atribut soft skills apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja atau dunia usaha, Beberapa lembaga pendidikan/perguruan tinggi, lembaga konsultan SDM dan beberapa acara diskusi terbatas di DIKTI telah menghasilkan rumusan atribut soft skills yang bervariasi di dunia pekerjaan. Misalnya, hasil Tracer Study yang dilakukan oleh Departemen (dulu jurusan) Teknologi Industri Pertanian IPB tahun 2000, menyatakan bahwa atribut jujur, kerjasama dalam tim, integritas, komunikasi bahwakan rasa humor sangat diperlukan dalam dunia kerja.
Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut:
Intrapersonal Skill
• Transforming Character
• Transforming Beliefs
• Change management
• Stress management
• Time management
• Creative thinking processes
• Goal setting & life purpose
• Accelerated learning techniques
Interpersonal Skill
• Communication skills
• Relationship building
• Motivation skills
• Leadership skills
• Self-marketing skills
• Negotiation skills
• Presentation skills
• Public speaking skills
Dalam rangka mengembangkan atribut soft skills peserta didik di perguruan tinggi, diperlukan evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang dimiliki saat ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner yang berisi atribut soft skills. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang sudah merasa cukup mereka miliki dan mana yang masih perlu dikembangkan. Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut mana yang memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di mana mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting dikembangkan untuk para mahasiswanya.
Pengembangan soft skills di perguruan tinggi dapat dilakukan melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan kemahasiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler atau ko-kurikuler.
Hal yang terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan dipraktekkan oleh individu yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada saat mahasiswa ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga umpamanya, acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada teknik bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya. Tidak sedikit yang tidak mengindahkan, bahwa pada saat dosen menjadi pembina olah raga, maka soft skills yang perlu dikembangkan adalah sportifitas, keberanian untuk kalah, keberanian untuk menang dan semangat juang yang membara. Seringkali, hard skillsnya dalam teknik shooting (untuk basket ball), atau menendang dan bertahan (untuk sepak bola) yang selalu kita perhatikan. Namun, ketika menerima kekalahan, bukan introspeksi diri yang pertama dilakukan, tetapi mungkin malah menyalahkan cara kerja wasit, atau kecurangan yang dilakukan oleh lawan. Hal-hal demikian akan banyak digali dalam kegiatan kemahasiswaan.
Pengembangan soft skills dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan belajar melalui tatap muka di dalam kelas maupun praktek di laboratorium atau lapangan. Hal ini memerlukan kreatifitas dosen yang mengampu mata ajaran dan kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran mata kuliah yang diampu tersebut. Pengembangan soft skills tidak semata-mata harus dilakukan tanpa adanya pernyataan yang jelas tentang kompetensi yang ingin dicapai. Jika dalam pernyataan kompetensi secara aksplisit dinyatakan perlunya atribut soft skills tertentu, maka mau tidak mau metoda pembelajaran harus diarahkan pada pencapaian kompetensi yang diharapkan tersebut. Pengembangan soft skills melalui proses pembelajaran tidak akan dijelaskan pada kesempatan ini, karena tulisan ini difokuskan pada pengembangan soft skills melalui kegiatan kemahasiswaan (non-akademik).
PENGEMBANGAN SOFT SKILLS MELALUI PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran di perguruan tinggi sedang mengalami p[ergeseran dari pembelajaran berbasis isi ke berbasis kompetensi. Apabila kurikulum ini dijalankan, maka tidak terlalu sulit untuk mahasiswa merubah dirinya dari yang kurang kompeten menjadi yang paling kompeten. Perubahan yang dimaksud dalam SK Mendiknas 045/U/2002, bukan semata-mata hanya mengganti daftar mata kuliah, atau susunan mata kuliah, melainkan yang lebih hakiki adalah perubahan proses pembelajaran, penyampaian dan evaluasinya. Proses pembelajaran dari teacher centered ke sutdent centered learning. Pendidikan yang berfokus hanya pada isi sudah seharusnya bergeser pada proses. Saat ini kepemilikan pembelajaran bukan lagi berpusat pada dosen melainkan mahasiswa yang mana mereka aktif mengkonstruksikan ilmu pengetahuan, sehingga penekanan bukan lagi hanya pada teori melainkan juga pada bagaimana suatu pekerjaan dikerjakan. Oleh karenanya, perubahan pada kurikulum menjadi penting adanya dari kurikulum berbasis isi menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan SCL (Student Centered Learning) menjadi salah satu pilihan dalam KBK. Soft skills dikembangkan tidak seharusnya melalui satu mata kuliah, melainkan di selipkan di setiap mata kuliah. Apabila atribut soft skills yang akan dikembangkan adalah komunikasi lisan, maka proses pembelajaran yang menggunakan presentasi, diskusi, diskusi kelompok menjadi perlu dilakukan. Namun, apabila kerjasama yang akan difokuskan, maka penugasan berkelompok perlu dilakukan.
Saat ini dosen seringkali memberi penugasan berkelompok. Tetapi hasilnya kurang memuaskan, karena dosen menyerahkan sepenuhnya kepada mahasiswa untuk berkelompok tanpa pendampingan dari dosen. Andai tugas yang diberikan adalah membuat tulisan kelompok, maka dosen seharusnya berada di tengah kelompok memperhatikan dan mengarahkan bagaimana mereka menentukan kordinator/ketuanya, bagaimana mereka memutuskan topik yang akan ditulis, bagaimana mereka membagi tugas dan menulis bersama. Adakah sinkronisasi dilakukan setelah semua tulisan terkumpul?. Tidak heran jika tulisan yang disusun tidak runtut dari satu bab ke bab lain, karena mahasiswa tidak benar-benar bekerjasama, tetapi sama-sama bekerja.
Berbagai metoda telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan. Tinggal memilih mana yang cocok dan relevan untuk diterapkan pada mata kuliah yang diampu. Dalam satu mata kuliah dapat diterapkan pengembangan soft skills lebih dari 2 atribut sekaligus. Misalnya melatih berpikir analitis, kreatif, berfikir kritis dan manajemen waktu dapat dilakukan pendekatan SCL dengan menggunakan Problem based Learning atau studi kasus.
Pada prinsipnya apabila pengembangan soft skills akan dilakukan melalui implementasi kurikulum, maka ia tidak akan menjadi satu mata kuliah tersendiri, melainkan menjadi hidden curriculum. ”Hidden Curriculum is the broader concept of which the informal curriculum is a part” Pelajaran dari kurikulum tersembunyi diajarkan secara implisit.
Kurikulum tersembunyi lebih ampuh karena dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik minat dan menyenangkan. Peran dosen dalam hal ini adalah:
– Membangun proses dialog
– Menangani dinamika kelompok
– Terlibat dengan motivasi mahasiswa
– Mengintroduksikan berpikir kritis
– Memberdayakan Kurikulum tersembunyi (Empowering Hidden Curriculum)
Pada saat dosen mentransferkan pengetahuan, biasanya dosen daapt melakukannya dengan metode ceramah, dan mungkin diikuti dengan tanya jawab. Sebagai suatu contoh ketika dosen membawa sebuah ilustrasi kasus di depan mahasiswa tentang teori organisasi. Pengetahuan yang ditransferkan dapat berupa struktur organisasi, fungsi tiap lini, tugas dan wewenang personilnya. Kasus ini tidak akan menceriterakan proses pengambilan keputusan ( Yogijanto, 2006). Namun jika dosen ingin memberikan kasus tersebut untuk mengembangkan ”wisdom”, maka proses pembelajarannya adalah self acquired process, yang berarti mahasiswa harus aktif berperan dan dosen bertindak sebagai fasilitator dan tanggungjawab keberhasilannya ada pada mahasiswa. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan analitis, kemampuan komunikasi, mengembangkan kepribadian dan cara berfikir berkualitas serta meningkatkan kearifan
Read On 0 komentar

Analisis Sistem Informasi

02.59
Catatan pertama yang menunjukkan kemampuan manusia dapat mengolah data dan informasi, menurut ahli sejarah, adalah pada 3500 tahun sebelum masehi, yaitu ketika para pedagang Babilonia mencatat kepemilikan dan hasil kekayaan mereka pada tanah liat.

Pengolahan data menurut sejarah mengalami perkembangan yang revolusioner, akan tetapi dengan ditemukannya teknologi dan pengetahuan baru dalam bidang bahasa dan matematika maka dapat dibagi empat revolusi perkembangan dalam pengolahan data. Revolusi pertama adalah pengembangan bahasa dan matematika; revolusi kedua ditemukannya alat cetak; revolusi ketiga berkembangnya media massa, dan revolusi keempat berkembangnya komputer digital.

Menurut perkembangannya, terdapat dua alasan manusia mengolah data dan informasi, yaitu pertama karena dorongan alami manusia untuk menyatakan jumlah kepemilikan dan harta kekayaan; kedua untuk survei administratif pada kepemerintahan. Akan tetapi dalam perkembangan dunia modern, kebutuhan akan data dan informasi semakin kompleks sehingga diperlukan adanya suatu sistem formal dalam pengolahan data dan informasi. Semakin kompleks kebutuhan suatu organisasi maka semakin rumit sistem pengolahan data yang harus dibuat oleh organisasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

Konsep data dan Informasi
Data adalah fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, dan biasanya berbentuk catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Sedangkan informasi adalah sekumpulan data yang telah diambil kembali, diolah, dan digunakan untuk kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar peramalan dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, data adalah bahan mentah informasi.
Dalam konteks komunikasi, informasi adalah kejadian atau serangkaian kejadian yang mengandung pesan, yang ketika dipersepsi oleh penerima melalui proses pemaknaan, akan menambah pengetahuan bagi penerima tersebut. Dengan demikian kejadian atau data menjadi informasi adalah bergantung kepada pengguna, dan makna informasi bergantung kepada persepsi, latar belakang, dan penilaian pengguna.
Informasi berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pengguna.

Proses Pembuatan Informasi dari Data
Data merupakan elemen dasar untuk pembuatan informasi. Data dapat diubah menjadi sesuatu yang berarti melalui proses dalam suatu model keputusan.
Informasi merupakan produk pokok dari sistem informasi. Hal yang mendasari suatu proses keputusan adalah ketidaktentuan. Informasi mempunyai dua fungsi dasar, yaitu mengurangi keragaman dan memberikan umpan balik.
Informasi merupakan komoditas yang berguna dan bernilai, dan sebagai konsekuensinya diperlukan biaya untuk menghasilkannya. Agar lebih ekonomis maka biaya untuk menghasilkan informasi harus sesuai dengan nilainya.
Pengolahan data menjadi informasi dapat melalui empat metode, yaitu (1) manual, (2) elektromekanik, (3) perlengkapan punched card (kartu pencatat), dan (4) komputer elektronik (termasuk di dalamnya penggunaan CD-rom).
Untuk memahami kemampuan/kinerja metode pengolahan data perlu memperhatikan: penanaman modal awal; persiapan; konversi; kebutuhan; kecepatan pengolahan; kemampuan penghitungan; kontrol pengolahan; pendeteksian kesalahan otomatis; kemampuan pembuatan keputusan; degradasi sistem dan tingkat otomasi.
Pengadaan informasi memerlukan biaya. Pertimbangan biaya dalam sebuah pengolahan informasi dapat memperhatikan: harga perangkat kerasnya; harga perancangan dan penerapan analisis sistem; harga untuk faktor kendali lingkungan; harga suatu konversi; dan harga pengoperasian.
Selain harga, nilai informasi perlu juga mendapat perhatian analis sitem, yaitu menyangkut pada: aksesibilitas, kelengkapan, keakuratan, ketepatan, singkat waktu, kejelasan, kelenturan, kemampuan diuji, kebebasan dari bias; dan dapat dihitung.

Analisis Sistem dan Konsepsi Sistem
Ilmu sistem dalam perkembangannya dipengaruhi oleh Kibernetika, sebagai penggambaran umpan balik dalam mengatur gerakan mekanis, atau sebagai pengendali dan komunikasi.
Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan objek-objek yang terangkai dalam interaksi dan saling ketergantungan yang teratur.
Konsepsi sistem merupakan abstraksi komponen-komponen pembentuk sistem ke dalam suatu definisi. Konsepsi sistem memiliki beberapa aspek, yaitu (1) unsur-unsur sistem; (2) tujuan sistem; (3) tindakan untuk mencapai tujuan; (4) proses; (5) output; (6) ukuran keberhasilan.
Hubungan antarsistem atau subsistem dapat bersifat hubungan seri dan hubungan pararel. Sedangkan klasifikasi sistem dapat dilihat dari tingkat keterdugaannya dan kerumitannya.

Fungsi Manajemen di Dalam Organisasi
Sistem dapat secara efektif dideskripsikan dan dianalisis. Klasifikasi sistem secara garis besar di antara deterministik sederhana sampai probabilistik yang rumit.
Khususnya dalam organisasi bisnis, secara sederhana aktivitas manajemen adalah perencanaan (planning), pengendalian (controlling), dan pengambilan keputusan (decision making).
Perencanaan bukan hanya menentukan tujuan, tetapi juga deskripsi aktivitas, metode, dan perpaduannya agar tujuan tersebut dapat dicapai. Manajemen memerlukan informasi untuk membantu pemilihan rencana yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut.
Aktivitas pengendalian secara keseluruhan tidak efektif tanpa informasi. Untuk mempengaruhi kendali, manajemen harus memiliki subsistem yang berfungsi untuk mengukur output sistem dan membandingkannya dengan tujuan yang direncanakan. Kemudian, fungsi manajemen terutama dapat melakukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki penyimpangan hasil rencana.
Pengambilan keputusan secara mendasar merupakan aktivitas pemecahan masalah. Terdapat empat elemen proses pengambilan keputusan, yaitu: model, kriteria, hambatan, dan optimasi. Beberapa keputusan merupakan aktivitas rutin, beberapa lainnya merupakan pemecahan masalah yang timbul. Proses pengambilan keputusan dapat diambil dalam tiga tingkatan: strategis, yang merupakan kebijakan dan perencanaan jangka panjang; taktis, yang merupakan implementasi dari perencanaan; dan teknis, yang merupakan kegiatan dari hari ke hari.

Analisis Sistem dan Konsepsi Sistem
Suatu sistem informasi didefinisikan sebagai kumpulan komponen-komponen yang menampilkan pelaksanaan pengolahan data yang sistematis dan formal untuk (1) keperluan transaksi pengolahan data resmi, (2) menyajikan informasi bagi pengambilan keputusan, dan (3) menyajikan laporan, bagi keperluan eksternal.
Sistem informasi sebagai suatu pendekatan transaksional data dan yang menangani operasi pengolahan data rutin. Sistem informasi berperan penting dalam menghasilkan nilai output yang diperlukan bagi pengambilan keputusan sehingga diharapkan menghasilkan sepuluh nilai informasi.
Dalam konteks organisasi, sistem informasi dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal berupa manajemen organisasi dan kondisi eksternal adalah pengguna.

Sistem Informasi didalam Organisasi
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah merupakan suatu aplikasi yang dapat membantu pengolahan data dengan volume yang tinggi, meliputi empat tugas utama, yaitu: pengumpulan data, manipulasi data, penyimpanan data dan penyimpanan dokumen. Informasi digunakan oleh pemakai di dalam maupun luar organisasi.
Sistem yang khusus memenuhi kebutuhan informasi bagi intern organisasi adalah Sistem Informasi Manajemen (SIM). Informasi yang dihasilkan SIM tidak berkewajiban untuk menyediakan informasi bagi lingkungan.
Sistem informasi yang diterapkan pada sub-sistem organisasi yang melakukan aktivitas berdasarkan fungsionalnya disebut Sistem Informasi Fungsional. Terdapat empat sistem informasi fungsional ini, yaitu Sistem Informasi Pemasaran, Sistem Informasi Manufaktur, Sistem Informasi Keuangan, dan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Di atas sistem-sistem infomasi tersebut terdapat suatu sistem yang disebut Sistem Informasi Eksekutif.

Komputer Sebagai Media Penyimpan Data
Komputer sebagai perangkat pengumpul, penyimpan, dan penyaji data memiliki kemampuan yang beragam sesuai dengan kapasitas penyimpan data. Data tersimpan dalam alat penyimpanan (data storage) yang berupa penyimpanan utama (primary storage) dan penyimpanan sekunder (secondary storage). Untuk dapat bekerja dengan baik, sebuah ruang kerja komputer harus dirancang khusus.

Cara Kerja Komputer
Komputer bekerja dalam lingkungan yang terbentuk atas hardware, software dan staf. Dalam kerjanya, proses komputer mengalami perputaran dari awal pemasukan sampai kemudian penyajian data. Data masuk dalam komputer melalui dua cara utama, yaitu batch processing dan on-line processing. Komputer di samping sebagai penyimpan, dapat juga dijadikan sebagai terminal. Terdapat beberapa perangkat khusus untuk memasukkan data ke dalam komputer.

Perangkat dan Hasil Kerja Komputer
Penyajian hasil proses komputer dapat dilihat dalam dua bentuk utama, yaitu Softcopy dan hardcopy. Softcopy adalah tampilan berupa gambar diam ataupun bergerak dalam monitor komputer, sedangkan hardcopy adalah tampilan hasil kerja komputer dalam bentuk cetakan. Alat cetak atau printer terdiri atas dua bentuk utama, yaitu impact dan Non-impact Printer. Di samping itu hasil kerja komputer dapat juga berupa gerakan robotik dan suara.

Bekerja dengan Komputer
Komputer sebagai perangkat pengumpul, penyimpan, dan penyaji data akan dapat memberikan hasil yang maksimal jika dioperasikan dalam kondisi kerja yang baik. Perhatian yang diberikan kepada masalah tersebut dikenal dengan istilah ERGONOMIC CONSIDERATION. Hal yang harus diperhatikan dalam bekerja dengan komputer adalah lingkungan kerja, perangkat keras dan kerja sama antara komputer dan pemakainya.

Mengenal Pangkalan Data (Data Base)
Pangkalan data dalam pemasangannya memiliki sembilan tujuan utama yang menyangkut keuntungan pemasangan dan kemampuan yang dimiliki pangkalan data. Dalam pembangunan pangkalan data terdapat pandangan yang pro dan kontra mengenai perlu atau tidaknya ada pangkalan data. Dalam pangkalan data, data dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu bentuk logis dan bentuk fisik.

Rancangan Pangkalan Data (Data Base)
Sistem manajemen pangkalan data adalah satu perangkat software yang terintegrasi untuk mengontrol dan mengatur data dalam pangkalan data. Pangkalan data menangani permintaan dari program aplikasi yang dihasilkan dari bahasa khusus yang disebut data manipulation language (DML). Untuk menghasilkan tampilan bagi pengguna, model data menggambarkan bentuk/gambaran dalam sebuah bahasa yang disebut data definition language (DDL). Bahasa ini memberitahu DBMS bagaimana data harus terstruktur. Oleh karena itu DML memanipulasi data, DDL menggambarkan struktur data, sedangkan DBMS mengatur dan mengkoordinasi data sesuai dengan permintaan DML dan gambaran DDL.

Struktur Data
Hubungan antara data mandiri (entities) membentuk sebuah struktur data. Ada tiga jenis hubungan: satu-ke-satu, satu-ke-banyak, dan banyak-ke-banyak. Terdapat juga tiga jenis data struktur: pohon atau hierarki, jaringan, dan relasional.
1. Struktur pohon atau hierarki memiliki elemen data dalam bentuk seperti pohon. Sebuah data mandiri tidak boleh memiliki lebih dari satu data mandiri yang dimiliki. Struktur ini mudah dirancang dan dimengerti.
2. Struktur jaringan memungkinkan hubungan 1:1, 1:B, atau B:B antara data mandiri. Struktur ini menunjukkan keadaan sebenarnya, walaupun kemudian dapat menjadi sangat rumit.
3. Struktur relasional memiliki data dan hubungan yang ditampilkan dalam sebuah tabel yang berbentuk datar, dua dimensi yang disebut relasi. Sebuah relasi nilainya sama dengan sebuah file.
Read On 0 komentar

MakaLah BahaSa IndoNesia (TeMa KaraNgan)

02.58
Ø Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.
Ø Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.
Ø Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit).
Ø Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.
Ø Selain itu, tema dapat dikesan melalui:
1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
4. Plot cerita.
Ø Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang.
Topik,Tema,dan Judul
Ø Definisi Topik,Tema,dan Judul :
Topik:
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Tema:
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Judul:
Definisi Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat-syarat pembuatan judul :
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
- Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubu ngannya dengan bagian utama nampak jelas.
- Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Fungsi Judul
Judul memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.
Ø Perbandingan antara Topik,Tema dan Judul :

Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb.
Topik
1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi.
2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
Tema
Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb).
Judul
1. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu.
2. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.
Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb.
Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.
Memberikan nasihat atau menyarankan mencoba obat tertentu.Akan tetapi, lawan bicara tadi malahan menyatakan bahwa dia juga sakit kepala. Disini terlihat bahwa topik dialog tetap sama, yaitu soal sakit. Namun topik tadi telah pecah dua menjadi sakit perut dan sakit kepala. Kedua pecahan topik itu disebut subtopik.
Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul.Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati) yang sama.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidk boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan topiknya. Namun,dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.
Read On 2 komentar

Mengembangkan Kualitas Soft Skill

01.37
Sejak awal kita bersekolah sampai dengan menjadi mahasiswa, kita sudah kenyang mempelajari begitu banyak pengetahuan dan keahlian yang sifatnya know-how dan tehnis. Bagi yang berlatar belakang pendidikan di bidang kedokteran, mereka sudah diajari a-z mengenai tehnis dan know-how kedokteran berikut spesialisasi yang dipilih. Bagi yang bersekolah di bidang hukum, mereka sudah mendapatkan a-z mengenai seluk beluk dunia dan praktek hukum. Bagi yang berlatar belakang pendidikan di bidang perhotelan, mereka sudah mendapatkan a-z pengetahuan dan keahlian hospitality industry. Bagi mereka yang bersekolah di bidang perbankan, mereka sudah mendapatkan a-z pengetahuan dan keahlian menjadi bangkir berkualitas baik.

Hampir seluruh pendidikan yang kita dapatkan ketika bersekolah adalah cara melakukan, mengoperasikan, mengimplementasikan, penanganan, dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan tehnis dan hal utama dari disiplin ilmu. Semua yang kita pelajari ketika bersekolah terutama ketika di kampus hampir seluruhnya tergolong sebagai hard skill.


Suatu keahlian atau kemampuan untuk menghasilkan, mengubah, mengoperasikan, mengimplementasikan, dan mempergunakan suatu hal tertentu. Hard skill biasanya mudah terlihat ketika kita sedang melakukan atau mengerjakan suatu aktivitas atau pekerjaan. Keahlian atau kemampuan utama yang dibutuhkan seseorang untuk bisa bekerja dengan baik dan sesuai standar yang telah ditentukan.


Kecenderungan sekolah atau universitas lebih mengutamakan hard skill dalam setiap materi pengajarannya karena memang dunia pendidikan sejak awal lebih fokus mengajarkan siswanya dengan hard skill. Dunia bisnis maupun perusahaan-perusahaan lebih mengutamakan hard skill sehingga dunia pendidikan berupaya untuk memfokuskan materi pengajarannya kepada hard skills. Namun sesungguhnya ada yang terlewat dari situasi ini.



Setiap kesuksesan, setiap keberhasilan selalu memiliki beberapa variabel yang saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada kesuksesan maupun keberhasilan dalam mencapai tujuan hanya ditentukan oleh satu variabel saja. Mencapai kesuksesan merupakan hasil dari proses optimalisasi berbagai variabel yang dibutuhkan untuk mencapai sukses. Selama ini kita terlalu fokus kepada hard skill saja, padahal memfokuskan semata-mata pada hard skill saja tidak akan cukup untuk membawa kita mencapai keberhasilan.


Apabila kita lebih jeli lagi melihat berbagai kasus yang terjadi, orang-orang yang berhasil mencapai tujuannya selalu melengkapi dirinya dengan hard skill dan soft skill. Soft skill adalah salah satu bentuk kemampuan atau keahlian yang tidak mudah untuk dilihat atau diidentifikasi dengan kasat mata. Soft skill sangat mendukung implementasi dari hard skill. Orang akan sulit mencapai keberhasilan apabila hanya mengandalkan soft skill, dan begitu juga sebaliknya apabila seseorang tidak dilengkapi dengan soft skill yang memadai maka kesuksesan akan sulit dicapai. Banyak orang yang hard skill-nya bagus dan tapi amburadul dalam berkomunikasi sehingga mampu menimbulkan konflik. Orang yang hard skill-nya hebat tapi tidak pernah mau belajar karena merasa dirinya paling hebat. Orang seperti ini sesungguhnya sedang berjalan ditempat.


Sudah saatnya kita memperhatikan soft skill yang amat berperan dalam karir kita. Banyak individu yang meremehkan soft skill karena memang sejak dini mereka tidak pernah difokuskan untuk mendalami berbagai soft skill yang dibutuhkan dalam menjalani hidup maupun dalam berkarir.

Oleh karena itu banyak orang terhambat promosinya ketika berkarir, terjebak dalam konflik yang tidak kunjung selesai, tidak dipercaya oleh banyak orang, dan banyak hal lainnya karena semata-mata mereka hanya mengandalkan hard skill saja.

Yang perlu diingat bahwa sudah semakin banyak orang yang memiliki hard skill yang bagus sehingga persaingan antar individu yang hanya mengandalkan hard skill semata berlangsung sangat ketat. Terlebih saat ini kita bisa dengan mudah mengembangkan hard skill kita baik melalui internet maupun melalui media cetak maupun tulis.

Agar kita tetap kompetitif dan berbeda dengan individu lain yang hanya mengandalkan hard skill, kita perlu melengkapi hard skill kita dengan serangkaian soft skill yang menunjang karir kita.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila kita ingin mengakuisisi beberapa soft skill yang dibutuhkan dalam aktivitas yang kita lakukan. Pertama mempraktekkannya dalam dunia nyata. Individu harus berada pada situasi “belajar sambil melakukan”, karena dengan begitu kita tahu bagaimana soft skill tersebut digunakan atau di pacu dengan kecepatan penuh atau cukup pada tingkatan sedang sesuai situasi yang kita hadapi serta tugas dan tanggung jawab yang di emban. “Practice make perfect”. Setiap peningkatan hard skill yang anda miliki, tidak memiliki nilai tambah tanpa disertai soft skill yang menajamkan hard skill tersebut.

Kedua, cari, pilih dan tetapkan individu sebagai pembanding atau temukan role model anda. Tetaplah menjadi diri sendiri karena setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Role model hanya sebagai benchmark anda untuk menjadi sukses. Role model haruslah orang-orang yang telah diakui kredibilitasnya oleh lingkungan sekitar. Perhatikan dan pelajari faktor-faktor hard skill maupun soft skill yang dimiliki role model. Fokuskan dulu pada faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari lingkungan kerja maupun sosial anda. Berikut adalah beberapa soft skill yang dibutuhkan baik dalam berkarir maupun dalam menjalani kehidupan, antara lain :



1. Kemampuan berkomunikasi.

Katakanlah apa yang perlu dikatakan dengan cara yang mudah dan jelas, baik secara lisan maupun tulisan. Buatlah segala sesuatunya secara pendek dan sederhana. Pada hakekatnya komunikasi adalah mengenai sesuatu hal yang mampu dimengerti oleh orang lain. Oleh karena itu pesan yang ingin disampaikan harus pendek, mudah, dan jelas. Selain itu dengan berkomunikasi secara efektif akan menimbulkan kepercayaan orang lain kepada kita. Dalam komunikasi lisan pahami dan perhatikan lawan bicara kita, gunakan kata-kata yang sesuai dengan latar belakang lawan bicara kita. Usahakan fokus pada pembicaraan dan sesekali gunakan gerak tubuh dalam menjelaskan sesuatu. Hindari mendominasi dan memotong pembicaraan. Tumbuhkan kepercayaan diri dan hindari perasaan bahwa kita lebih tinggi atau rendah dengan lawan bicara kita, karena hal tersebut akan mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Ingat bahwa kemampuan berkomunikasi diperlukan di semua pekerjaan dan jenjang jabatan. Praktekkanlah!



2. Kemampuan belajar.

Belajar adalah “pekerjaan seumur hidup”. Ada sesuatu yang baru dalam hidup ini walau sekecil apapun. Belajar tidak berhenti pada jenjang sekolah, sarjana ataupun pasca sarjana saja. Belajar dapat dilakukan kapan dan dimana saja tidak mengenal batas waktu. Pelajari hal-hal baru untuk merangsang otak serta menjaga pikiran agar terus berkembang. Waktu akan berlalu begitupun situasi dan kondisi yang akan berganti pula, maka teruslah belajar agar dapat mengikuti perkembangan di dunia kerja. Jangan jadikan belajar sebagai sesuatu yang berat, anda hanya perlu mengetahui apa yang anda tidak ketahui, simpan dalam ingatan atau apabila perlu simpan dalam bentuk tulisan atau kliping, lalu gunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anda.

Aplikasi pengetahuan yang anda pelajari, berbagilah dengan rekan kerja lainnya. Berilah kesan yang mendalam terhadap rekan kerja, anak buah dan tentu saja atasan anda.



3. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan.

Tidak ada satu pun di dunia ini yang ajeg, semua pasti berubah. Perubahan kadang datang secara tiba-tiba, menuntut kita untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang baru, yang tidak kita kenali dan duga sebelumnya. Bersikaplah fleksibel terhadap perubahan. Jangan berjalan berlawanan arah, berjalanlah mengikuti arah yang dibawa perubahan itu. Hilangkan resistensi menghadapi perubahan. Resistensi timbul ketika zona kenyamanan yang kita miliki terenggut oleh perubahan. Pertanyaan mendasar sebelum menghilangkan resistensi adalah apakah saya ingin bergerak maju? dan apakah saya mampu meninggalkan kenyamanan yang saya miliki demi perubahan? Bila jawabannya negatif, maka anda tidak perlu meluangkan waktu berjalan beriringan dengan perubahan. Yang perlu anda lakukan ketika perubahan datang adalah biarkan dia datang, ketahuilah maksud dan tujuannya, yakinkan diri bahwa disetiap situasi baru selalu ada cahaya dan kebahagian baru, berjalanlah dalam jalan perubahan dengan santai tanpa beban dan anggap bahwa anda berjalan seperti biasa. Sedikit demi sedikit perlakukan perubahan sebagai teman. Ingatlah selalu bahwa orang yang maju adalah orang yang mampu melihat perubahan yang akan datang dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Bagi yang mempertahankan cara lama dalam perubahan yang dinamis akan tertinggal di belakang.



4. Kemampuan untuk bekerja sama.

Suka atau tidak suka kita harus mengakui bahwa banyak hal yang kita lakukan dalam hidup ini bergantung pada orang lain. Begitu pun dalam dunia kerja. Apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan kita adalah hasil dari pekerjaan rekan kita, begitupun hasil pekerjaan kita merupakan masukan bagi rekan kita untuk menyelesaikan pekerjaannya. Itulah proses dan agar proses berjalan baik dibutuhkan kerja sama satu sama lain. Berikanlah selalu apa yang dapat anda berikan, dan bila suatu saat anda tidak mendapat apa yang anda butuhkan maka paling tidak anda telah menyelesaikan tanggung jawab yang seharusnya.

Binalah hubungan yang saling terbuka. Hilangkan perasaan lebih unggul dibanding rekan lainnya. Dahulukan kepentingan organisasi dibanding kepentingan pribadi, karena kita bekerja dan menerima upah untuk dan dari organisasi.
Read On 1 komentar

Personales

Foto Saya
WeLcome in my bLOg....
Jakarta, jawa barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku

About

SearcH

"welcome in the Blog"

........

"TITLE MENU"

Powered By Blogger

Followers


Encuesta

Tips dan Trik by: Panduan Blogger